kali ini surat yang tak sama

Dear : Mas Amir,

Apa kabar di sorong ? semoga senantiasa baik-baik saja dan selalu dalam lindunganNYA. Aamiin..
Ngomong-ngomong sudah lama kau tak berkabar. Terakhir sekitar tiga bulan yang lalu.
Tapi sebenarnya jika bisa ku lihat pola waktunya memang kau selalu berkabar sekitar selang tiga sampai lima bulan.
Kau tau ?? setiap kabar yang ku terima selalu ku sertai pengharapan bahwa itu adalah kabar terakhir sebelum kau akan memulai kehidupan baru.
Tapi sampai saat ini belum ada ku dapati kabar tersebut sampai di telingaku.


Mas amir, beberapa minggu ini aku menantikan kabarmu. Rasanya ingin ku bercerita banyak seperti dulu.
Tapi kali ini ceritaku berbeda.
Aku tak tahu cerita ini akan melukai hatimu atau tidak. Tapi aku yakin tak mungkin karena hari ini kau sudah bahagia dengan perempuan pilihanmu yang tentu jauh lebih baik dari diriku.
Baiklah, karena kabarmu tak kunjung datang biarkan aku tulis disini dan berharap bahwa kau akan membacanya kelak.
Paling tidak kau harus tau bahwa hari ini aku mulai memfungsikan hatiku dengan baik.
Mungkin belum seluruhnya, tapi perlahan ku janjikan aku akan bisa seperti dulu. Sebelum kau tinggal pergi.
Ini yang kau inginkan bukan ?? ini yang kau tanyakan setiap kau berkabar. Kau selalu ingin memastikan bahwa aku baik-baik saja dan belajar membuka hatiku kembali.
Andai kau tau.. sama sekali bukan maksudku ingin menutup hati dan terjebak di masa lalu. Tapi memang belum pernah ku dapati seseorang yang bisa menerimaku dan membuat hatiku bergerak untuk menerima orang lain untuk masuk dan singgah.
Dua tahun lebih satu bulan ini aku selalu biarkan orang lain menilaiku demikian, aku tak pernah menyalahkan persepsi mereka karena sekalipun ku jelaskan keadaanku mungkin mereka akan tetap menilai dengan sudut pandang yang sama. Jadi ku pilih diam dan membiarkan persepsi itu tumbuh bersama waktu yang terus berjalan.
Aku rasa mas amir lebih paham maksudku, karena jelas kau yang lebih paham bagaimana aku sebelum berubah seperti sekarang.
Terima kasih atas setiap pembelajaran kehidupan sehingga aku bisa sekuat ini, terima kasih pula atas luka yang sempat dibuat sehingga aku lebih se protect ini.
Mas amir berjanjilah jika kau sudah membaca tulisan ini kelak kau berikan kabar dan penilaian atas apa yang akan ku ceritakan hari ini.,

Sebenarnya aku bingung harus ku mulai dari mana cerita ini, tapi akan ku usahakan untuk menjelaskan setiap alurnya dengan baik.
Mas amir, laki-laki ini ku kenal bahkan sebelum kau pergi waktu itu. Dia juga sempat ku ceritakan tentangmu , dan tentang penantianku waktu itu.
Tentang bagaimana aku menunggumu karena kau harus menghilang untuk menyelesaikan pendidikanmu, tentang bagaimana komitmenku padamu waktu itu.
Dia pendengar yang baik waktu itu. Tapi hanya sebatas pendengar dan tak lontarkan kalimat apapun waktu itu..
Aku tak pernah dekat dengannya sebelumnya. Karena mungkin karakternya yang cenderung pendiam dan bicara seperlunya.
Kemudian keadaan waktu itu mengharuskanku untuk meninggalkan malang dan sejuta kenangan di kota dingin itu.
Nyaris tak pernah ku dapati kabarnya setelah itu. Sempat bertemu tapi itu hanya cukup untuk bertegur sapa ketika aku datang lagi ke malang untuk beberapa urusan.
Sampai sebelum kita dekat komunikasi masih sebatas itu.
Bahkan aku tak pernah tau dirinya lebih dari siapa namanya dan apa jabatannya di struktur organisasinya waktu itu.
Aku lupa siapa yang mendekat lebih dulu waktu itu karena aku pikir kita berteman dan seorang teman diwajarkan untuk bersikap baik kepada temannya.
Mungkin itu yang kami lakukan waktu itu. Berusaha tetap menjadi baik karena kita berkawan dan berasal dari satu atap yang sama sekalipun berbeda ruangan.
Tak perlu banyak ku ceritakan bagaimana kita dekat mas amir, karena aku rasa kau paham betul siapa yang bisa kuajak berkawan dan siapa yang ku jauhi karena memang tak cocok secara karakter dan sikap.
Kemudian kita dekat tanpa kita rencanakan sebelumnya.
Kau tau mas amir,, untuk perempuan yang pernah hilang jiwanya dan memutuskan untuk menutup hatinya karena pernah kecewa rasanya bahagia sekali jika bertemu laki-laki yang tak menjanjikan apapun selain menjanjikan bahwa dirinya akan selalu ada dan takkan menyakiti apalagi mengecewakanku.
Laki-laki yang lain tawarkan bahagia, tapi mereka tak pernah mencoba pahami apa yang rusak dalam diriku. Aku butuh bantuan untuk sembuhkan semuanya. Aku butuh bantuan untuk kembali memfungsikan hatiku dengan baik sejak kau pergi mas. Pikirku waktu itu ia akan sembuh jika kau benturkan aku lagi di kondisi yang lebih parah hingga aku akan kembali hidup tapi dengan wujud yang lain. Tapi ku pikir lagi ternyata itu tak dibenarkan. Karena hatiku akan tumbuh bersama kekecewaan dan dendam.
Kau tau mas amir, dia bahkan menjagaku sama seperti kau jaga aku dulu. Perbedaan kalian di sisi watak dan karakter. Bedanya kau lembut dan dia keras. kau penurut dan ia punya sifat pemberontak.
Mas amir, kau harus tau bahwa aku bahagia dengannya bahkan dengan kesederhanaan yang ia miliki.
Entahlah, rasanya dulu aku pernah berpikir akan menjalani masa depanku denganmu atau tidak dengan siapapun. Tapi kali ini rasanya aku bisa melihat masa depanku dengan laki-laki lain dan itu dia.
Yakin ini munculnya dari hati dan kali ini hatiku berjalan sendiri tanpa ku kendalikan sedikitpun.
Dan hari ini kurasa semuanya berubah.
Aku bahagia, dan aku menyayanginya.

Kau masih ingat bagaimana kita pernah berkomitmen  dulu sebelum kau putuskan untuk mengakhiri komitment itu sepihak ?
Rasanya takkan pernah ku ulangi lagi untuk berani berkomitmen dan melabuhkan hatiku pada dermaga lain.
Aku takut bahwa aku salah melabuhkan hatiku.
Tapi dengannya, aku berani bicara masa depan. Masa depan dengan seribu angan dan khayalan.
Dengannya aku berani menyatukan visi kemudian berkominten dan berjanji satu sama lain.
Mas amir, bahkan ia lebih mempercayaiku daripada diriku sendiri.
Dia lebih meyakiniku daripada aku meyakini diriku sendiri.
Kau harus tau kali ini dia menguatkanku dengan cara yang berbeda. Kau juga harus tau bahwa selain kau, laki-laki yang kurasa sangat menyayangiku adalah dia.
Kelak jika kau baca tulisan ini setidaknya kali ini ceritaku akan sedikit melegakanmu. Karena sebelumnya kau harus dengar ketidakpastian yang keluar dari mulutku atas pertanyaan sudah ada penggantiku ? atau jangan salah pilih laki-laki hingga kau kembali terluka ran !

Di akhir cerita ini,
Aku ingin kau berjanji bahwa kau akan memberiku kabar untuk dengarkan ceritaku selanjutnya
Kelak jika aku diberi waktu untuk bertemu denganmu, akan ku kenalkan laki-laki pilihanku ini padamu.
Aku yakin banyak pesan yang akan kau sampaikan padanya. Karena aku tau kau masih menganggapku sebagai orang yang berarti dan mungkin kau sebut adik.
Mas amir, doakan bahwa kali ini aku takkan lagi dikecewakan dan doakan pula laki-laki ini yang terakhir untuk hidupku.
Kemudian untukmu, selalu ku doakan agar kebahagiaan selalu bersamamu.


Adikmu,
Rani

Salam.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar