Desember di tahun kedua

Langit masih dengan warna yang sama sekalipun waktu sudah berjalan tepat dua tahun setelah kepergianmu waktu itu.
Kepergian yang meninggalkan berjuta kenangan, harapan, kebahagiaan, dan rasa bersalah yang sampai saat ini pun belum sanggup aku elakkan.
Entahlah, rasanya kau yang memutuskan untuk pergi waktu itu. Rasanya juga kau yang tiba-tiba lepaskan genggam erat tanganku setelah bertahun-tahun kita bangun cita-cita dan harapan masa depan bersama. 
Logika ku berkata bahwa aku harus bangkit dan segera memulai hidup yang baru. Tapi hatiku berkata bahwa akulah yang bersalah atas semua yang terjadi, termasuk pilihannya untuk pergi dan mencari bahagianya sendiri.
Sejak saat itu rasanya hanya ragaku yang ada dan tumbuh bersama waktu dan hari-hari yang kulewati sampai saat ini. Tapi hati dan perasaanku sama matinya dan masih tetap berada di dua tahun silam.
Hingga saat ini aku hanya bisa merelakan, mengikhlaskan, dan ikut bahagia atas kebahagiaanmu.
Selang satu tahun kau pergi, tepat setelah hari ulang tahunku yang waktu itu menjadi hari paling kita ingat bersama kau memberiku kabar bahwa kau telah meminta seorang perempuan kepada orang tuanya.
Aku bahagia. Aku turut tersenyum untuk bahagiamu.
Paling tidak hari itu aku benar-benar tau dan bisa memastikan bahwa sekarang kau telah menemukan perempuan yang akan selalu ada dan akan menjagamu lebih dari aku menjagamu dulu.
Terlepas dari bagaimana kecewaku hari itu, aku hanya berharap kau takkan pernah rasakan apa yang sampai hari ini masih kurasakan.
Andai kau tau bagaimana rusaknya hatiku sejak kau pergi waktu itu. Andai kau juga tau bagaimana takutnya aku hari ini ketika hendak dekat dengan laki-laki yang lain.
Semoga kelak kau akan tau hal itu kemudian kau datang menemuiku untuk bilang bahwa rani harus bisa berdiri lagi, rani harus bahagia sama seperti aku bahagia sekarang.
Entahlah, rasanya aku butuh kalimat itu keluar dari mulutmu. Agar aku tau bahwa aku harus segera bangun dan memulai hidupku yang harusnya sudah ku mulai sejak dua tahun yang lalu.

Hari ini tepat dua tahun kau bawa semua harapan dan mimpi masa depanku.
Dan hari ini pula ku dengar kabar bahwa kau akan segera memulai hidup yang baru bersama perempuan yang telah kau pinta pada kedua orang tuanya.
Hari ini sudah pernah ku prediksi akan terjadi sejak setahun yang lalu. Tepat seperti hipotesa awalku bahkan tak ada yang meleset sedikitpun.
Tuhan,, terima kasih kau telah kirimkan ia perempuan yang benar benar baik akhlaknya, mulia hatinya, dan luas kesabarannya untuk menemani laki-laki yang dulu belum sempat benar-benar ku bahagiakan hatinya.
Jika hari ini boleh ku berdoa, rasanya akan ku panjatkan doa terbaik untuk hidupmu. Agar kau selalu diberikan kebahagiaan, ketenangan hati, dan kesabaran untuk melalui semua cobaan yang akan kau arungi bersama perempuanmu setelah ini.

Kemudian aku,, 
Biarkan aku seperti ini sampai nanti. Sampai hari bahagiamu tiba.
Jujur,, tak pernah ada yang kunantikan selama dua tahun terakhir selain ku saksikan hari terindah dan hari paling membahagiakan dalam hidupmu.
Setelah semua itu mampu ku lewati aku akan berjanji pada diriku sendiri untuk kembali berdiri dan menatap masa depanku sendiri. 

Dan untuk laki-laki yang hari ini sedang bersabar mengusahakanku. Aku mohon jangan pergi.
Tetap disini sampai aku benar-benar mampu melupakan semua sakit dan kecewa ini.
Terimakasih telah sudi untuk tetap tinggal dan terus menguatkanku.
Terimakasih untuk genggaman tanganmu yang selalu membuatku percaya dan yakin bahwa aku akan kuat menghadapi semuanya.
Kau adalah malaikatku saat ini. Jadi ku mohon, tetap jadi seperti ini sampai nanti waktunya tiba.

Share this:

CONVERSATION

2 komentar: