Teruntuk : laki-laki yang hari ini hatinya tak lagi ku miliki.

Beberapa pekan yang lalu ingin sekali ku sapa kau, bertanya bagaimana kabarmu, dan bahagiakah kau disana?
Tapi tak pernah berani ku lakukan hal itu. Akhirnya ku pilih cara lain, yaitu mendoakanmu dari sini untuk kabar dan bahagiamu.
Perlu kau tau, Ini Cuma rindu, ini bukan ambisi.
Tapi aku tau aku berdosa karena merindukanmu. Aku telah berani merindukan seseorang yang telah dimiliki dan memiliki orang lain.

Kau tau ?
Ingin sekali rasanya ku ceritakan semua hal yang sudah susah payah aku lewati ketika kau pergi dan kau tak lagi menggenggam erat tanganku.
Andai kau tau bagaimana sulitnya aku bernafas, bergerak, bahkan bertahan di kondisi yang sangat tak memungkinkan.
Andai juga kau tau bagaimana hati ini tertutup sangat keras hingga aku tak pernah ijinkan laki-laki lain untuk datang dan mengisi kekosongannya..
Mungkin terlihat berlebihan. Tapi buatku tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk membangun rasa, komitmen, bahkan bertahan dan mempertahankan orang yang sangat dicintai.
Itu yang kurasakan..
Jadi ketika kau pergi waktu itu, rasanya aku takkan bisa lagi memulai semuanya dari awal dengan orang yang berbeda.
Tapi aku bersyukur,  ternyata kau tak rasakan hal yang serupa.
Kau tangani perpisahan itu dengan sangat baik. Kau pola hatimu dengan sangat bijak.
Terlepas dari kau bahagia atau tidak, paling tidak ada perempuan yang lebih baik akhlaknya dan lebih dewasa sehingga dia akan selalu berusaha membuatmu lebih bahagia.
Mungkin merelakanmu bukan hal yang mudah, tapi sebisa mungkin aku akan lakukan hal itu.
Masih ingat bagaimana kau tampar hatiku dengan begitu kerasnya?
Bahkan saat itu sepertinya kau lupa aku ini siapa untukmu?
Entahlah, sampai hari ini pun aku tak pernah tau bagaimana kebenaran dan bagaimana hatimu.
Dan aku takkan mencaritahu kebenaran itu.
Jika memang kesalahan yang hari ini aku ingat, aku hanya berdoa semoga kebenarannya akan terungkap ketika aku sudah bahagia nanti.
Aku tak pernah membencimu. Sungguh..
Bagaimanapun juga kau adalah bagian dari hidupku waktu itu. Kau pernah menjadi seseorang yang paling berarti dan yang paling kurindukan hadirnya ketika berjauhan. Kau juga sempat menjadi motivasi dan semangatku waktu itu, bahkan aku pernah menjadi tak bernyawa ketika kau tinggalkan aku tuk kejar cita-citamu waktu itu.
Salahku. Salahku yang tak pernah siapkan ruang kosong di hatiku untuk terluka dan kecewa. Aku tak pernah bayangkan bagaimana jika aku harus kecewa dan jatuh. Hingga akhirnya aku kebingungan ketika kau pergi.
Bukan salahmu jika sampai saat ini hatiku masih begitu beku.
 Jika suatu saat kau dengar kabarku, semoga yang kau dengar adalah kabar baik dariku. Bahwa aku baik-baik saja dan aku bahagia.
Begitu juga denganku, semoga jika suatu saat aku mendengar cerita tentangmu, semoga cerita itu adalah cerita bahagia.
Jika memang aku tak bisa mencintaimu, semoga aku bisa mencintaimu melalui cinta orang lain.
Terimakasih telah hadir sekalipun tidak untuk menetap.
rani

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar