aku, kau, lalu waktu

Adalah kau laki-laki yang sering ku sebut dalam doa ku. Setumpuk kata tak satupun bisa ku jelaskan. bukan karena tak ingin ku jelaskan tapi karena tak ada satupun kata indah yang mampu mewakilinya.
kau takkan tau, rasa ini hidup seperti apa dalam jiwaku. kau pun takkan tau, ia bergerak dalam hatiku, berlayar sampai jantungku, hingga bayang-bayangmu pun terhanyut ke dalam lamunan fikiranku jauh dan jauh sekali.
Entah tepatnya di bait mana harus ku jelaskan semua tentang kau. Tentang segenap rasa yang tumbuh dalam hatiku. dan tentang waktu yang kini selalu menjadi penghalang berakhirnya sebuah rindu.
ya,

aku hanyalah seorang perindu, perindu hadirmu, perindu jiwamu, dan perindu ragamu. tapi hanya berhenti disana. aku tak pernah berani menjatuhkan diriku pada harapan datangnya sebuah pengobat rindu.
sekarang aku tak berhak untuk apapun.
dan kini adalah soal waktu. ia lah yang memiliki hak untuk menentukan kapan rindu ini akan berakhir. dan ia pula yang menjadi panglima dari semua rasa ini.
entahlah,
karena menurutku, waktu selalu salah dan ia tak pernah tentukan arah keberpihakannya, ia juga begitu egois. maka sampai saat ini aku takkan berani berharap apapun padanya.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar